Majalah setebal 112 halaman
itu memuat seputar aktifitas 100 hari kerja Gubernur Papua, Lukas Enembe dan
Wakilnya, Klemen Tinal sejak dilantik, 9 April-9 Juli lalu.
Gubernur Papua, Lukas Enembe
mengatakan, launching Majalah Papua Bangkit harusnya dilakukan beberapa hari
lalu. Namun karena saat itu ia melakukan kunjungan kerja ke Biak dan Supiori
sehingga rencana launching ditunda.
“Majalah ini inisiatif
wartawan yang tergabung dalam tim kerja Majalah Papua Bangkit. Saya tidak
pernah menyuruh mereka membuat majalah ini. Ini adalah yang kita harapkan
karena inilah 100 hari kerja saya dan wakil gubernur. Ini sekaligus menjadi
hadiah ulang tahun saya yang ke-46,” kata Lukas Enembe.
Sementara tim redaksi yang
diwakili Melly Mansmor dalam laporan panitia mengatakan, majalah itu
berisi rekaman apa yang dilakukan Gubernur dan wakil Gubernur Papua selama 100
hari kerjanya. Apa dilakukan dianggap bisa membawa perubahan bagi daerah.
“Misalnya saja salah satunya
merevisi UU Otsus. Selain itu sejumlah kebijakan yg bapak lakukan kami anggap
spektakuler dimana pembagian dana Otsus 20 untuk provinsi dan 80 ke kabupaten.
Selain itu yang menjadi catatan penting dimana berusaha memindahkan kantor
Freeport dari Jakarta ke Papua. Pembuatan Majalah Papua Bangkit adalah sebuah
ide spontanitas yang coba kami luncurkan dimana mereka dengan jelas apa yang
dilakukan bapak gubernur. Kru media ini terdiri dari beberapa teman-teman media
di Jayapura,” ujar Melly Mansmor.
Pelindung Majalah Papua
Bangkit, Befa Jigibalom menambahkan, pembuatan majalah tersebut berawal dari
niat sejumlah wartawan. “Saya lalu katakan silahkan saja buat. Saya harap
majalah ini bisa memberikan banyak informasi ke kita semua mengenai kegiatan
gubernur,” kata Befa. (Jubi/Arjuna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar